Rabu, 14 Desember 2011

Berprestasi di Tengah Keterbatasan

SMA Negeri 12 Banda Aceh memang masih kesulitan memacu prestasi siswa di bidang sains dan teknologi. Apalagi sekolah yang berlokasi di bekas gedung SMEA Negeri Banda Aceh itu tidak memiliki ruang laboratorium yang memadai.

Akan tetapi, untuk bidang nonsains, sebanyak 25 prestasi dan piala sudah dipersembahkan siswa sekolah yang terletak di kawasan Lampineung tersebut, khususnya dalam bidang olahraga dan seni.

Untuk mengatasi kesulitan siswa, satu ruang kelas yang pernah dihantam tsunami dengan kondisi seadanya terpaksa dimanfaatkan menjadi ruang praktik siswa. Dalam ruang sederhana itu hanya ditempatkan sejumlah meja, kursi, dan dua lemari penyimpan alat praktik.

Kepala SMA Negeri 12 Banda Aceh Drs Muhammad mengakui bahwa masalah laboratorium hingga kini belum terpecahkan. “Kami sudah menyiapkan proposal untuk diajukan ke berbagai pihak, misalnya NGO atau pemerintah, agar sekolah ini direnovasi total,” kata alumnus FKIP Fisika Unsyiah tahun 1989 tersebut.

Meski tidak memiliki gedung dan ruang laboratorium yang memadai, namun minat siswa dan guru mempraktikkan berbagai mata pelajaran di laboratorium cukup tinggi. “Bahan praktik saja sering kami bawa dari rumah,” kata seorang guru.

SMAN 12 terletak di atas tanah seluas 5.045 meter. Saat ini memiliki 42 tenaga pengajar. Jumlah siswa mencapai 582 orang, yang dibagi dalam 19 rombongan belajar.

Minat siswa bersekolah di SMA ini cukup tinggi. Buktinya, pada tahun ajaran 2010/2011 lalu, lebih dari 200 orang ditolak diterima. “Letak sekolah ini cukup strategis. Namun, karena lokasinya berada di kawasan terendam tsunami, maka kondisinya masih memprihatinkan. Bangunan fisiknya perlu pembenahan menyeluruh,” kata Muhammad, yang mantan Keuchik Lamme Garot, Montasik, Aceh Besar.(sir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar